Yang baru :

Selamat Datang! Silakan mencari artikel di sini. Blog ini sampai sekarang masih dalam tahap construction. Terimakasih banyak sudah berkunjung 🐣 mohon kritik dan sarannya πŸ™‡πŸ»πŸŒΌπŸ€

Kamis, 23 Mei 2013

Terimakasih banyak... dan maafkan aku

Aku baru ingat awan abu-abu pagi hari ini. Dengan jelas aku melihatnya dari balik jendela. Sepi. Sunyi. Hanya deburan angin yang membuat daun jendela itu bisa berbunyi. Aku bisa mengetahuinya lewat daun pohon-pohon itu yang menari-nari. Hari ini memang masih pagi. Mungkin abah dan bunda sudah berangkat ke kantor 2 jam yang lalu.


Aku menghela nafas berat. Kemudian memejamkan mataku. Dan rasanya panas sekali. Saat aku membuka indra penglihatanku itu, aku bertanya-tanya, sejak kapan aku mulai menangis..😒😒

Awan pagi itu memang membawaku ke memori masa lalu. Aku menuju hari dimana aku bisa membuat seorang anak laki-laki-yang hiperaktif dan susah diatur kala itu tapi sebenarnya ia sangat baik hati- menangis.

Seharusnya aku menyadarinya dari awal..
Seharusnya aku menolak pernyataan[1] orang lain..
Seharusnya aku menyadari bagaimana perasaanmu yang sebenarnya..
Seharusnya aku tidak membuatmu memendamnya terlalu lama..
Seharusnya aku tidak membuatmu menangis..
 Aku pasti sangat bodoh!

...

Anak laki-laki itu temanku..
Aku berteman dengannya sejak aku berumur 6 tahun.
Dia sangat hiperaktif dan selalu ingin mendapatkan perhatian dari orang lain. Saat aku memperhatikan apa yg dia lakukan, ternyata ia menatapku. Tapi aku tidak menghiraukannya. Aku terlalu sibuk untuk memilih warna yang bagus untuk lukisanku yang membentang luas memenuhi meja kecilku yang berwarna biru.

Aku hampir lupa semua kenangan masa kecilku. Aku mengakuinya karena aku selalu ikut berbagai kegiatan dan kejuaraan, yang membuatku tidak selalu bisa bermain dengan teman-temanku pada umumnya. Jadi tidaklah mengherankan jika aku hanya memiliki 3 orang teman.

Aku melihat benda yang akhirnya menjadi petunjuk saat terakhir aku duduk di bangku tk, dari sana aku melihat betapa polosnya anak laki-laki itu tersenyum  melihatku saat aku bernyanyi di depan banyak orang[2].

...

Aku bahkan satu sekolah lagi dengannya. Dia masih sama. Selalu hiperaktif dan selalu ingin mendapatkan perhatian dari orang lain. Singkat cerita, aku bahkan pernah sampai menangis saat aku duduk sebangku dengannya. Dia dan segala hiperaktif-nya itu membuatku tak tahan bisa sebangku dengannya.

Hal yang membuatku terharu adalah kamu-anak laki-laki temanku- memberiku kado ulang tahun untukku yang ke-12 yang membuatku terus mengingatmu menangis jika aku melihat isinya. Sebuah kotak pensil warna yang memiliki banyak sekali warna yang selama ini aku inginkan namun tidak pernah kesampaian.  Kamu orang yang memberikannya untukku. Yang terus membuatku melamun setiap menggunakan batang pensil itu untuk mewarnai semua gambaran dan lukisanku yang masih kosong.


Betapa bagusnya warna itu saat memenuhi semua gambaranku,
Betapa indahnya lukisanku saat selesai,
Betapa banyaknya prestasi yang aku toreh lewat kotak pensil warna itu,
Betapa lamanya aku menyakiti perasaanmu..
Betapa bodohnya aku tidak bisa mengetahuinya..

Aku mengenalmu sudah sangat lama. Namun, tidak sempat aku menyadarinya, bahkan sampai hari ulang tahunku itu. Hal yang aku lakukan adalah selalu salah paham kepadamu.

Karena mulai saat itu kamu tidak pernah sekalipun berbicara denganku. Tidak pernah membalas salamku. Tidak pernah menganggap aku ada.

Teman, Maaf.

Aku minta maaf karena membuatmu menangis hari itu[3].
Aku minta maaf karena tidak mengenalmu dengan baik.
Aku minta maaf karena segala salah paham yang aku lakukan.
Aku minta maaf karena tidak pernah memahamimu.
Aku minta maaf karena menyakiti perasaanmu.
Dan maafkan aku karena tidak bisa membalas perasaanmu.
.

...

Betapa senangnya, saat kamu membalas pesanku. Singkat. Namun aku sangat senang. Terimakasih sudah membalasnya. Aku merepotkan adikmu untuk meminta nomormu darinya.


Terimakasih untuk sikap yang kamu lakukan sehingga aku bisa jadi seperti sekarang. Terimakasih untuk kotak pensil warnanya. Dari semua kado yang aku terima, aku sangat menyukai kotak pensil warna itu. Kamu mungkin sampai sekarang belum bisa memaafkan aku atau mungkin masih tidak menganggapku, tapi ketika kamu membaca tulisanku ini, aku ingin kamu tau, bahwa aku sangat menghargai semua sikapmu, aku senang bisa bertemu denganmu, aku bahagia kamu memberi perasaanmu kepadaku walau aku tidak tau, aku senang kita berteman, aku menangis terharu dengan semua kerja kerasmu, aku tidak akan pernah membencimu, aku selalu menyukai semua tentangmu, sebagai teman, semua seperti yang selama ini kamu lakukan.  :')

Jadi, ayo kita berteman lagi!

-----------------------------------------------------------------
note:
[1] yang biasanya anak laki-laki utarakan ke anak perempuan yang disukainya. Udah pada tau kan. Tapi disini aku belum tau makna yang sebenarnya. Karena aku cuma senang pas bisa bersama belajar dengan orang lain. *ah frustasi nggak bisa njelasin, kata orang mungkin itu cuma cinta monyet kali ya.. Hahahaha (engga beneran)*
[2] dari kecil aku paling malu kalo nyanyi. Pas pertama nyanyi dulu selalu nggak sama dengan iringan musiknya. Suaraku munbgkin juga nggak enak di denger kalo nyanyi. Jadi nggak suka nyanyi.
[3] hari itu saat aku berulang tahun ke-12. sore hari, di dalam kelas. dia sendirian.
Author Image

Tentang Latifah S Ningrum
gadis kecil di jendela yang menyukai teatime, choco banana, dan jagung manis. senang bercerita lewat gambar.

0 comments: